SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI
SALAM HANGAT BUAT PARA PENGGEMAR AYAM LAGA

Pengembangbiakan Ayam Laga

Mengembangbiakan ayam laga bertujuan untuk menghasilkan ayam laga yang berkualitas, ayam laga yang berkualitas yaitu ayam laga yang mempunyai mental yang kuat, mempunyai pukulan yang akurat ke daerah-daerah yang vital (mata, paruh, tenggorokan, sambungan antara tengkorak dan tulang leher, pangkal sayap), cepat keras, mempunyai semangat yang tinggi, tehnik /gaya bertarung yang bagus, cerdik dan lincah, sukar di pukul, dan mempunyai daya tahan terhadap penyakit.
Untuk menghasilkan ayam tersebut harus mempunyai Pejantan dan indukan yang berkualitas pula, karena dengan pejantan dan indukan yang berkualitas diharapkan sifat genetik dari kedua pasangan tersebut dapat diturunkan ke anakannya.  Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangbiakan ayam laga seperti ; Persiapan kandang, Memilih dan menyiapkan Pejantan dan Indukan, Pemeliharaan anakan, Pemeliharaan ayam remaja dan Pemeliharaan ayam dewasa.

PERSIAPAN KANDANG.
Yang perlu diperhatikan dalam membangun kandang adalah tatalaksana kandang/letak, tempat posisi kandang, yang paling bagus kandang cukup mendapat sinar matahari, terutama sinar matahari pagi, karena fungsi kandang itu sendiri adalah sebagai tempat berlindungnya ayam, dari cuaca buruk dan memberikan kenyamanan untuk kesehatan dan perkembangbiakannya.
kandang juga berfungsi sebagai tempat istirahat ayam pada saat malam hari, oleh karena itu syarat untuk menempatkan kandang harus benar-benar diperhatikan antara lain :
  1. Cukup mendapat sinar matahari, terutama sinar matahari pagi.
  2. berada di daerah yang kering dan tidak lembab.
  3. terbuat dari bahan yang tidak berbahaya dan beracun.
  4. mempunyai ventilasi yang baik.
  5. lantai kandang jangan berair dan becek, apabila di daerah yang basah dibuat kandang berbentuk panggung setinggi 60 cm - 1 m dari permukaan tanah, dan lantai yang terbuat dari bilah kayu maupun bambu di beri jarak kurang lebih 1 cm dengan tujuan agar kotoran dapat jatuh kebawah dan lantai mudah untuk dibersihkan.
  6. Terhindar dari terpaan hujan secara langsung.
  7. Dinding kandang bagian samping dan belakang  tertutup baik dan rapat, sedangkan bagian depannya di buat ventilasi yang cukup.
  8. Mempunyai tempat pengeraman
  9. Kandang untuk breeding tidak terlalu sesak untuk pejantan dan indukan, ukuran kandang disesuaikan berdasarkan jumlah ayam 1 M persegi untuk 2 ekor ayam.
  10. mempunyai tempat umbaran yang cukup misalkan untuk kandang breeding 1 ekor jantan 3 ekor betina mempunyai umbaran 2 x 4 M
  11. Di buat pagar pembatas agar tidak tercampur dengan ayam lainnya.

MEMILIH DAN MENYIAPKAN PEJANTAN DAN INDUKAN.
Ada beberapa cara memilih calon Pejantan dan indukan yang biasanya dilakukan  antara lain ; mendeteksi lewat pandangan biasanya dilakukan oleh orang yang sudah ahli/botoh, melihat dari tanda-tanda fisik/bentuk badan (bentuk kepala, mata, tulang alis, paruh, kulit muka, tulang tengkorak, tulang leher, tulang supit, brutu dan lain-lain), dan yang selanjutnya memilih melalui seleksi langsung dengan cara di tes dengan ayam lain untuk mengetahui, pola / tehnik bertarung, ketahanannya terhadap pukulan, kelincahan dan kecerdikannya, kualitas nafasnya, dan ketajaman serta ketepatannya menjatuhkan pukulan kedaerah-daerah yang vital, sedang secara umum untuk memilih calon Pejantan dan indukan dapat dilakukan sebagai berikut :
  1.  Pejantan dan indukan adalah pejantan dan indukan yang sehat, tidak pernah terserang penyakit tetelo ( ND). IB (Infectius bronchitis), TBC (Tuberkulosis).
  2. Bentuk badan yang bagus, Pejantan : Mempunyai tulangan yang kokoh, badan panjang, sikap pada waktu berdiri membentuk sudut 60 derajat, lutut sedikit menekuk, tulangan leher rapat, sayap panjang dan sempurna tidak cacat, Supit rapat dan keras, sisik kaki kering dan keras, jari-jari kaki ramping dan merit, tatapan mata tajam, bola mata bersih dan jernih, mempunyai otot paha yang besar dan proposional, brutu/pangkal ekor besar dan merapat ketubuh, sedangkan Betina : Mempunyai bahu yang keras dan tebal, badan panjang, sisik kaki kering jari-jari kaki panjang dan ramping/merit,.brutu besar dan merapat ketubuh, mempunyai bulu yang mengkilap
  3. Pejantan dan indukan merupakan  keturunan ayam yang berkualitas, yang dimaksud keturunan yang berkualitas adalah dari silsilah yang mempunyai rekord kemenangan dan sudah teruji.
  4. Pejantan dan indukan merupakan pejantan dan indukan yang produktif.

Sumber bacaan : Ayam Aduan oleh B.Sarwono, Menyiapkan Ayam Aduan Kearena laga oleh Dasa Candra Kusuma, Majalah Media Ayam.


Setelah Kandang dan Materi breeding lengkap, Pejantan dan indukan di lepas ditempat umbaran, jangan lupa sarana dan prasarana kandang juga harus ada meliputi tempat bertelur/petarangan, tempat pakan, tempat air minum, sebaiknya tempat pakan dan air minum diletakan ditempat sedemikian rupa atau ditempat yang sesuai dimana ayam dapat makan dan minum dengan bebas dan tidak terganggu, tempat makanan dan air minum diletakan ditempat yang agak teduh tidak terkena terpaan hujan dan sinar matahari secara langsung.
Pelu diingat ayam yang akan kita kembangbiakan adalah ayam yang sehat, lakukan pemaksinan apabila pejantan dan indukan belum di vaksin, secara umum vaksin yang digunakan adalah vaksin untuk Tetelo (ND) hal ini perlu diperhatikan,
demikian pula lokasi kandang sebelum ayam tiba harus disterilisasi lebih dahulu, strerilisasi dapat diakukan dengan cairan Disinfektan yang banyak dijual di tempat penjualan sarana dan prasarana ternak, encerkan disinfektan sesuai dengan petunjuk yang ada pada label kemasan, kemudian lakukan sterilisasi dilingkungan kandang. Ingat mencegah penyakit lebih baik dari pada mengobatinya, tidak jarang para pemula banyak gagal dalam memulai usahanya, karena lalai akan hal-hal yang sepele tapi mengakibatkan dampak kerugian yang besar.

Memulai Usaha Pembibitan.
Pembibitan dan Pengembangbiakan Ayam laga merupakan suatu seni, yang dimaksud disini adalah dalam memelihara ayam laga tidak sekedar memberi makan, ayam bertelur, mengeram, beranak pinak dan sebagainya, namun ada beberapa perlakuan tertentu agar menghasikan ayam yang berkualitas seperti yang diharapkan peternaknya. Perlakuan tersebut diantaranya pemeliharaan Indukan dan Pejantan, pemeliharaan anakan, pemeliharaan ayam remaja, pemeliharaan dan perawatan ayam dewasa hingga ayam siap jual.

Pemeliharaan Ayam Pejantan dan Indukan.
Pejantan dan indukan di lepas bebas dikandang pembibitan, di beri makanan secara teratur 2 (dua) kali sehari, tiap pagi hari dan sore hari, makanan yang diberikan makanan yang bergizi mempunyai kandungan protein 16 - 18 %, serat kasar 6 - 10 % dan mineral 2 %, makanan yang di berikan dapat berupa pelet atau bollus campuran dedak + jagung (nasi, umbi ketela pohon/singkong) + pelet + mineral secukupnya, makanan di aduk hingga tercampur rata kemudian dibasahi dengan cara diberi air secukupnya hingga adonan dapat dikepal-kepal dengan tangan. untuk hasil yang lebih baik makanan dapat di campur dengan sedikit sayuran hijau berupa cincangan/racikan  daun kangkung, daun kates/pepaya, daun singkong dan dapat pula dicampur dengan kecambah/taouge.
Untuk hasil yang maksimal pejantan dan indukan diberi vitamin sehingga kesehatan pejantan dan indukan tetap stabil dan dapat berproduksi dengan baik pemberian vitamin dapat diberikan tiap 2 hari sekali, banyak jenis-jenis vitamin yang dijual dipasaran,  fungsi vitamin itu sendiri untuk melancarkan proses metabolisme sehingga ayam selalu dalam kondisi sehat, apalagi dalam suasana iklim yang ekstrim atau iklim dalam musim perobahan antara musim hujan kemusim kemarau atau sebaliknya (musim panca roba) pemberian vitamin sangat disarankan.
Ayam yang akan berproduksi di tandai dengan naiknya libido/birahi pada ayam jantan ditandai dengan seringnya mengejar-ngejar ayam betina, ayam terlihat sangat agresif sedangkan yang betina di tandai dengan bunyi suara atau kokokan, bubyi atau suara tersebut bertujuan untuk menarik pasangannya, lebih spesifik pada betina apabila sudah dalam masa siap bertelur akan ditandai dengan bentuk badan mulai berisi pada kloaka (lubang dubur) terlihat membesar dan berwarna kemerahan dan mulai mencari-cari tempat untuk bertelur.

Tempat bertelur/petarangan
Tempat bertelur/petarangan sebaiknya diletakan ditempat yang aman terhindar dari sinar matahari secara langsung, terhindar dari terpaan hujan secara langsung,  bahan petarangan/tempat bertelur dapat terbuat dari kayu, anyaman bambu, anyaman rotan, dengan ukuran disesuaikan dengan besar kecilnya tubuh ayam betina biasanya berukuran 40 cm x 50 cm, dapat berbentuk empat persegi, oval maupun berbentuk bulat, tempat bertelur pada alasnya dilapisi dengan alas yang lembut dan kering dapat berupa jerami kering, daun pisang yang kering dan sebagainya tujuannya dengan pemberian alas ini adalah agar telur tidak mudah pecah dan telur akan tetap hangat.
sebaiknya petarangan dibuat sesuai dengan jumlah betina, tiap petarangan diberi jarak lebih bagus diletakan ditempat terpisah, kekurangan jumlah petarangan akan mengakibatkan perebutan tempat bertelur, dengan adanya perebutan tempat bertelur ini antara betina akan saling mematuk dan berkelahi sehungga telur yang ada di petarangan dapat pecah atau cacat, lebih buruk lagi telur yang pecah, pecahannya akan mengenai telur yang lain sehingga telur menjadi basah suasana basah ini sangat tidak baik karena mendorong jamur dan bakteri negatif akan berkembang biak hal tersebut akan meugikan menyebabkan kualitas telur yang menetas menurun. apabila hal ini sudah terjadi sebaiknya telur yang basah segera di bersihkan dengan ir hangat dan segera bersihkan dengan kain kering, jerami yang basah sebaiknya di ganti dengan jerami yang baru.
Pisahkan antara tempat ayam tidur dengan petarangan, agar petarangan tidak terkena kotoran ayam, apabila ayam sudah mulai mengeram sebaiknya jangan lagi tempat tidurnya digabung dengan pejantan biarkan ayam mengeram sendiri agar dapat mengerami telurnya dengan baik,sebaiknya pejantan dikurung pada malam hari dengan betina lain yang sedang bertelur atau diwadah lain yang tidak menggangu betina yang sedang mengeram.
Pada saat indukan mengeram biasanya hama/kutu pada ayam akan bereproduksi pula karena didukung oleh susana yang hangat yang disukai oleh kutu atau hama, untuk mengantisipasi hal tersebut pada dasar petarangan antara jerami dengan kayu diberi obat anti hama (kututox), bisa juga diberi kapur barus atau tembakau.

Gambar : Petarangan untuk tempat bertelur berbentuk  empat persegi, dengan ukuran yang sesuai pada bagian dasar dilapisi jerami.
              



Seleksi telur
Biasanya waktu yang diperlukan sampai telur menetas memerlukan waktu 21 hari, namun sebelum waktu tersebut kita juga dapat melakukan seleksi terhadap telur yang terbuahi atau tidak terbuahi hal ini biasanya dilakukan apabila telur setelah dierami selama 6-7 hari.
Adapun cara yang lazim digunakan adalah dengan cara meneropong telur di bantu dengan cahaya matahari, ataupun dengan lampu senter atau lampu pijar.
Pertama buat alat teropong dengan menggunakan kertas karton dengan cara menggulungnya berbentuk  agak sedikit memanjang seperti teropong dengan diameter sebesar telur ayam, usahakan lubang karton benar-benar cocok/span dengan telur ayam.
kedua, ambil telur secara perlahan di letakan pada alat teropong dimana posisi meletakan telurnya, posisi telur yang tumpul menghadap keatas, sorot dengan lampu senter atau lampu pijar pada bagian sisi lain pada teropong, maka cahaya akan menembus telur dan akan terlihat adanya pertumbuhan tunas baru dengan akar-akar merah didalam telur seperti jaring laba-laba, hal ini menandakan bahwa telur sudah di buahi, apabila tidak terlihat tunas baru maka kemungkinan besar telur tidak terbuahi.
Ketiga lakukan seleksi ini satu persatu dan dengan hati-hati, pisahkan telur yang sudah dibuahi dengan yang tidak dibuahi, yang sudah dibuahi letakan kembali ke petarangan bersama dengan induknya dengan pelan jangan sampai tergoncang apabila tergoncang kuat di khwatirkan jalinan antara tunas dengan akan-akar merah putus apabila putus telur akan rusak.
telur yang tidak dibuahi dapat digunakan sebagai konsumsi atau dapat juga digunakan sebagai jamu untuk ayam lancuran yang masuk dalam fase rawatan.
Bagaimana menyeleksi jenis kelamin anakannya di mulai dari telur ?.
Pertanyaan ini sering dilontarkan untuk menyeleksi jenis kelamin anakan dimulai dari telur, banyak pendapat pendapat bermunculan untuk menyeleksi jenis kelamin dari bentuk telur, namun disini kami sampaikan pendapat yang umum dan banyak ditempuh orang untuk menyeleksi jenis kelamin berdasarkan bentuk telur. Pertama; ada yang mengatakan bentuk telur yang agak lonjong kemungkinan jenis kelamin anakannya nanti cenderung jantan, dan telur yang bentuknya bulat kemungkinan jenis kelaminnya nanti betina.
Kedua sebagian peternak ada yang menyiasati  dengan cara waktu perkawinan antar jantan dan betina, apabila dikawinkan pada siang hari sampai sore hari mereka berpendapat kemungkinan anakannya nanti dominan lebih banyak kejantan sedangkan apabila dikawinkan pada pagi hari kemungkinan jenis kelamin anakannya nanti lebih banyak betina.
Mereka berpendapat hal ini disebabkan pada fase siang hari sampai sore hari tingkat birahi betina lebih tinggi sehingga anakannya cenderung lebih banyak berjenis kelamin jantan. sedangkan pada fase pagi hari tingkat birahi pejantan lebih tinggi dibanding dengan betina sehingga kemungkinan anakannya nanti cenderung berjenis kelamin lebih banyak betina.

Pemeliharaan Anak Ayam Umur 0 hari - 3 bulan.
Pemeliharaan anak ayam umur 0 hari - 3 bulan dapat menggunakan cara, menggunakan tempat/wadah berukuran tertentu di lengkapi dengan pemanas yang berfungsi  untuk menghangatkan anak ayam disebut dimana antara anakan dan indukan dipisahkan, cara ini disebut pemeliharaan dengan induk tiruan, atau memelihara secara langsung dimana induk dan anakannya tidak dipisah tetapi dipelihara dalam wadah/tempat yang sama dimana anakan mengikuti indukan.

Ada beberapa tahapan dalam memelihara anak ayam umur 0 hari - 3 bulan diantaranya adalah ; menyiapkan Tempat pemeliharaan anak ayam 0 - 30 hari, Tempat 1 bulan - 3 bulan (apabila menggunakan cara indukan tiruan), Pemberian minuman dan makanan, vaksinasi. 
Menyiapkan  tempat pemeliharaan anak ayam 0 - 30 hari.
Biasanya Telur yang dierami akan menetas setelah 21 hari, terlebih dahulu siapkan tempat atau wadah/sebagai induk tiruan yang terbuat dari kayu, kardus (kardus bekas tempat rokok) dengan ukuran 50 cm x 60 cm, siapkan pemanas berupa lampu pijar, dapat juga menggunakan lampu teplok, dalam hal pemanas menggunakan lampu teplok perlu diperhatikan tempat meletakannya, karena dengan menggunakan lampu teplok rawan tempat/wadah terbaka, apabila pemanas menggunakan lampu pijar tempatkan pada posisi ditengah-tengah wadah, agar panas dari lampu dapat menyebar dengan baik, gunakan termometer untuk mengetahui suhu didalam wadah/tempat anakan, suhu baik untuk anakan berkisar 37-39 derajat celcius. buat ventilasi untuk pengaturan suhu.
Apabila suhu sudah sesuai seperti yang di kehendaki pisahkan anakan yang sudah menetas dengan indukan, letakan anakan pada tempat yang telah disediakan, sebelumnya pada dasar tempat di beri alas yang kering dan tidak licin agar anak ayam dapat menapakan kakinya dengan sempurna. letakan air minum  ditempat yang sesuai.
Pemberian minuman dan makanan.
Berikan air minum dengan meletakan tempat air minum ditempat yang sesuai, gunakan batu kerikil kecil yang bersih pada wadah air minum, batu kerikil berfungsi agar anak ayam tidak terpelosok kedalam wadah air minum. air minum merupakan larutan antara air bersih dengan vitamin (Vita chick, Vitabro, Ciami dan lain-lain). air minum diganti setiap hari. selama umur 0 - 3 hari anak ayam tidak perlu di beri makan, karena anak ayam masih mempunyai persediaan makanan berupa kuning telur. Setelah 4 hari anak ayam diberi makan dengan pakan jadi berupa pelet dengan butiran kecil  untuk anak ayam dengan kandungan protein   20 - 24 % . makanan dapat ditaburkan sedikit pada lantai.
Setelah anak ayam sudah bisa makan, makanan dapat diletakan  pada wadah, wadah/tempat makanan dapat terbuat dari bambu, pipa paralon, atau tempat makanan yang banyak di jual di toko sarana dan prasaranan ternak.
Pemberian air minum harus diperhatikan, jangan sampai kekurangan air minum dan jangan pula air minum berceceran dilantai apabila tempat indukan tiruan/pengganti berupa kardus, apabila lantai basah akan mengakibatkan suasana terlalu lembab pada wadah indukan tiruan, hal ini tidak baik bagi kesehatan anak ayam. Pemberian Vaksinasi (vaksin Tetelo/ND) dilakukan pada saat anak ayam berusia 4 hari, pemberian vaksin dapat melalui tetes mata atau air minum. dan diberikan vaksinasi lanjutan setelah anak ayam berumur 4 minggu.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat vaksinasi yaitu dosis yang diberikan harus sesuai petunjuk, vaksinasi yang baik dilakukan pada saat menjelang malam hari ( setelah mata hari terbenam)  atau pada waktu malam hari. Vaksin dilarutkan dengan pelarut vaksin, hindari cairan vaksin yang berceceran, lakukan sanitasi/sterilisasi  apabila ada cairan vaksin yang tercecer dengan disinfektan.
Pemeliharaan Anakan umur 1 bulan - 3 bulan.
Pada prinsipnya pemeliharaan anakan umur 1 bulan s/d 3 bulan tidak jauh berbeda dengan cara pemeliharaan anakan umur 0 hr - 1 bulan, namun pada masa 1 bulan - 3 bulan adalah tahapan pertumbuhan anakan akan tumbuh lebih pesat lagi, Sehingga anak ayam memerlukan tempat yang lebih luas lagi.
Setelah dilakukan vaksin kedua / lanjutan, anak ayam dipindahkan ketempat/kandang yang lebih luas lagi dan masih dibantu dengan pemanas (lampu pijar) agar pertumbuhannya dapat berjalan dengan baik,makanan dapat di berikan secara tidak terbatas, atau dapat juga diberikan secara bertahap 3 kali sehari, begitu juga dengan pemberian air minum, jangan sampai anak ayam kekurangan air minum air minum yang telah dilengkapi dengan vitamin, dapat juga diberikan antibiotik pada air minum untuk pencegahan terhadap jenis penyakit yang lain seperti Berak hijau, Snot, berak putih dan lain-lain, pemberian antibiotik dapat dilakukan secara berkala atau selang seling, contoh 2 hari diberikan air minum biasa 3 hari diberi air minum dengan antibiotik.
Ada beberapa jenis antibiotik di pasaran dengan bermacam-macam merek dagang, seperti Tetrachlor, Corydon, Tetrafein, chloredien, Coxy dan lain-lain, berikan antibiotik dengan dosis yang sesuai dan sesuai aturan.
Gambar. kandang anakan

pada fase 1 bulan - 3 bulan merupakan fase awal pertumbuhan untuk pembentukan tulangan anak ayam, pada fase ini perlu ditambahakan calcium untuk membantu pertumbuhan dan pembentukan tulangan yang bagus, bermacam-macam jenis calcium, baik dalam bentuk tablet, kaplet maupun dalam bentuk bubuk yang sudah dilengkapi dengan vitamin lainnya. Contoh Mineral B12, Sleeky dan lain-lain.
Amati pertumbuhan anak ayam, kenali gejala-gejala penyakit, apabila ada ayam yang mulai kelihatan kurang sehat, di tandai dengan pergerakannya yang kurang lincah, bulu kelihatan agak kusam, sayap agak turun, dari hidung mengeluarkan cairan, sering terlihat mengantuk, pertumbuhan agak terlambat, ini menandakan anak ayam sudah terserang penyakit. pisahkan anak ayam yang di curigai terserang penyakit, tempatkan dikandang tersendiri (kandang karantina), dan beri obat susuai dengan jenis penyakitnya, lakukan sanitasi kandang.
Apabila penyakit ayam disebabkan oleh parasit berupa cacing, pemberian obat cacing sangat perlu diberikan, biasanya anak ayam sudah bisa diberikan obat cacing pada usia 2 bulan, lakukan pemberian obat cacing secara teratur dan secara berkala untuk memperoleh pertumbuhan yang maksimal, beberapa jenis obat cacing yang banyak dipasaran seperti Ascarin, Vermixon, Antiworm, sedangkan obat cacing secara tradisional dapat  menggunakan buah pinang muda.

Pemeliharaan Ayam Umur 3 bulan - 6 bulan.
Pada fase umur ini adalah boleh dikatakan ayam sudah mulai menginjak usia remaja dimana perbedaan antara pejantan dan betinanya sudah mulai terlihat dengan jelas, apabila berjenis kelamin jantan di tandai dengan tumbuhnya bulu pada punggung berbentuk agak meruncing pada ujungnya, berwarna mengkilat, bisa berwarna merah, kuning, atau hitam, bentuk kepala agak lebih besar, bentuk pial lebih besar, dan suara agak sedikit lebih serak.
Pada fase ini diusahakan ayam jangan terlalu gemuk, dan tidak terlalu kurus tetap diberikan makanan yang bergizi, namun dengan kandungan protein sedikit agak lebih rendah di banding umur 1 bulan - 3 bulan biasanya diberikan dengan kandungan protein berkisar antara 14 - 16 %. pemberian vitamin tetap dilakukan lebih diutamakan diberi vitamin Compklex dengan Calcium, demikian pula dengan pemberian air minum air minum diberikan setiap hari. 
Lakukan pengaturan makanan agar jangan terlalu gemuk, karena pada fase ini dalam masa perkembangan jaringan dan organ-organ tubuh, dan pembentukan tulang, apabila ayam terlalu gemuk akan mempengaruhi perkembangan organ jantungnya, perkembangan tulang kaki jadi terganggu karena kaki ayam menahan beban yang berat dapat menyebabkan lutut ayam membentuk X

Umur 4 bulan anak ayam kembali dilakukan vaksinasi lanjutan, dan dipindah kekandang yang labih luas, dapat berupa kandang koloni atau dapat pula dilepas di umbaran atau di lepas bebas dengan waktu secara bertahap, misalkan hari pertama cukup 2 jam di lepas bebas, dan terus waktunya terus ditingkatkan hingga ayam terbiasa dilepas bebas, tujuan dari melepas bebas ini adalah dimana untuk membentuk fisik, perkembangan organ tubuh dan langkah kaki menjadi bagus.


Hal yang perlu diperhatikan dalam melepas bebas ayam remaja :
  1. Pada masa awal dilepas ayam akan nampak seperti bingung, dan sering mematuk-matuk benda asing yang menarik perhatiannya, seperti karet, plastik, paku kecil, benang dan lain-lain. hindari jangan sampai ayam menelan benda tersebut.
  2. Di khawatirkan apabila benda tersebut sampai tertelan akan mengganggu proses pencernaannya.
  3. Jangan melepas ayam pada saat cuaca tidak mendukung, seperti hujan.
  4. Pada areal umbaran atau lingkungan tempat melepas ayam di buat naungan, untuk tempat  berteduh, pada saat cuaca panas. 
  5. Ayam di lepas di pagi hari pada saat matahari sudah bersinar dan dikurung pada sore hari.

Menginjak Usia 6 bulan pejantan sudah mulai remaja sesungguhnya, ayam sudah mulai terlihat belajar berkokok, perkembangan bulu rawis terlihat jelas pada batang leher dan punggung, bulu ekor mulai berganti, dan mulai berani mengejar ayam betina, karena dorongan perkembangan hormon, pisahkan dengan dedaranya untuk lebih merangsang perkembangan hormonnya.
Tidak jarang pada fase umur 6 bulan antara remaja jantan mulai terjadi pertarungan, hindari pertarungan antara sesama remaja, karena pada masa ini diperlukan pertumbuhan fisik, bulu, tulangan untuk lebih sempurna. Apabila terjadi pertarungan segera di pisah/dikurung. dikurungan tertentu (serakap).
Pada saat umur 6 bulan dapat diberikan makanan tambahan berupa padi, jagung, beras merah secara bertahap, dan menjelang umur 7 bulan sudah dapat dilakukan seleksi, untuk mengetahui hasil dan kwalitas ternakan kita.
Pada umur 7 bulan ayam sudah memasuki masa dewasa, dan mulai menjalani perawatan dan latihan yang intensif lagi untuk mencetak calon juara.







6 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Situs Judi Promo Bonus Freechip Sabung Ayam Online
    Situs Depo S128

    BalasHapus
  3. Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!

    ✅ BONUS TURN OVER 0.3%
    ✅ BONUS REFFERAL 15%
    ✅ WIN RATE GAME 96,9%
    ✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
    ✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
    ✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
    ✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK

    Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
    Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
    Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
    WHATSAPP +62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.marioqq88. club
    - www.marioqq88. org

    BalasHapus